RSS2.0

Budi Daya Tanaman Karet

Saturday, October 25, 2008





  • Latar Belakang

  • Tanaman Karet memiliki peranan yang besar dalam kehidupan perekonomian Indonesia.
    Banyak penduduk yang hidup dengan mengandalkan komoditi penghasil getah ini.
    Karet tak hanya diusahakan oleh perkebunan besar milik negara tetapi juga oleh swasta dan rakyat


  • Syarat Tumbuh Tanaman Karet

  • Tanaman Karet dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan lateks yang optimal,
    apabila ditanam pada daerah yang sesuai dengan syarat tumbuhnya,
    yakni ditanam pada daerah dengan ketinggian antara 1-600 meter dpl,
    suhu harian rata-rata berkisar antara 25-30C, curah hujan antara 2000-3500 mm per tahun,
    intensitas penyinaran matahari 5-7 jam per hari. Pada tanah-tanah kurang subur seperti Podzolik merah kuning,
    latosol ataupun alluvial tanaman karet masih dapat tumbuh dengan baik.


  • Klon Anjuran Komersial


    • Klon penghasil lateks : BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217 dan PB 206.

    • Klon penghasil lateks-kayu : BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037

    • Klon penghasil Kayu : IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78

    • Klon anjuran untuk batang bawah : AVROS 2037, BPM 24, GT 1, PB 260, dan RRIC 100



  • Penanaman di Lapangan



    • Jarak tanam anjuran adalah 7 x 3 mtr, atau 6 x 4 mtr atau dengan kepadatan 500-600 tanaman per ha

    • Lobang Tanam 40 x 40 x 40 cm, lobang dibuat 1 bln sblm tanam, pisahkan tanah lapisan atas dengan bawah.





  • Pemeliharaan Tanaman Karet TBM



    • Lakukan penyiangan 1 x 2 minggu untuk tanaman muda dan 1 x 1 bln untuk tanaman menghasilkan

    • Sisip tanaman yang rusak dan mati

    • Pembuangan tunas palsu atau tunas-tunas yang tumbuh diluar mata okulasi.

    • Pembuangan tunas-tunas cabang hingga ketinggian 2,5-3 meter untuk mendapatkan bidang sadap yang baik yaitu berbentuk bundar, lurus dan tegak.

    • Bila Tanaman karet telah berumur 2-3 tahun dengan ketinggian lebih 2 meter masih belum mempunyai cabang, maka perlu dilakukan perangsangan yaitu ;

      • Dengan pengeratan batang

      • Dengan cara pembungkusan ujung daun

      • Dengan cara pemenggalan.







  • Pemupukan

  • Pemupukan dilakukan pada permulaan musim hujan dan akhir musim hujan,
    pemberian pupuk dilakukan dengan menabur pupuk disekeliling tanaman tepat dibawah tajuk terluar tanaman karet.
    Pemupukan dilakukan sesuai kebutuhan tanaman.


  • Rekomendasi Pemupukan






  • Hama Penyakit Pada Tanaman Karet

  • Penyakit Akar Putih (Rigidoporus microporus)

    Gejala serangan



    • Tajuk daun pucat kuning dan tepi atau ujung daun terlipat ke dalam

    • Pada perakaran tanaman terdapat benang-benang jamur berwarna putih


    Pengendalian



    • Menaburkan belerang 150- 200 gr per batang setiap tahun sampai umur tanaman 5 tahun

    • Pengolesan Calixin sp, Fomax 2 atau ingro pasta, setelah tanaman dibongkar pada bagian leher akarnya

    • Membongkar/menyingkirkan sisa akar/tungul tanaman yang terserang berat dan meracunnya dengan Tordon atau Barlon.

    • Penyakit Bidang Sadap

    Gejala Serangan



    • Pada bidang sadap dekat alur sadap mula-mula terlihat selaput tipis berwarna putih, kemudian berkembang membentuk lapisan beludru berwarna kelabu.


    Pengendalian



    • Pengolesan 0,2 % Difolatan 4f, 0,2% Benlate pada bidang sadap

    • Tidak melakukan penyadapan terlalu sering dan terlalu dalam.




  • Hama Penyakit Pada Tanaman Karet

  • Agar kualitas dan kwantitas lateks yang diperoleh dari penyadapan dapat diperoleh secara optimal maka perlu diperhatikan hal sebagai berikut :



    • Kulit karet yang akan disadap harus dibersihkan terlebih dahulu

    • Tinggi bidang sadap pertama 120 cm dari tapak gajah

    • Tebal irisan sadap 1.2-2 mm

    • Kedalaman irisan sadap 1-1,5 mm dari lapisan kambium

    • Waktu penyadapan pukul 05.00 s/d06.00

    • Bentuk bidang sadap setengah spiral mulai dari kiri atas ke kanan bawah.

    Budi Daya Tanaman Kopi Arabika





  • Latar Belakang

  • Tanaman Kopi Arabika merupakan salah satu dari komoditi perkebunan yang saat ini banyak
    dibudidayakan masyarakat tani. Sesuai dengan sifat tumbuhnya tanaman Kopi Arabika memerlukan lahan dengan ketinggian lebih dari 800 meter dpl.
    dengan intensitas penyinaran + 80 %, dalam penanaman kopi Arabika ini juga dibutuhkan tanaman penaung kecuali untuk jenis tertentu seperti Sigarar Utang.
    Biji kopi beras Arabika asal Tanah Datar memiliki cita rasa yang khas dan aroma yang special sehingga mendapat penghargaan oleh Puslit Kopi dan Kakao di Jember.
    Hal ini membuka peluang pasar penjualan beras kopi Arabika yang disukai oleh konsumen/importir.


  • Syarat Tumbuh Tanaman Kopi Arabika

  • Pada daerah dengan ketinggian dari muka laut 800 – 1500 mdpl,
    Curah Hujan 1250 – 3000 mm, Suhu 18 – 25o C, kedalaman solum tanah minimal 30 cm Kelembaban Udara 70 – 80 %,
    Kemiringan 0 – 40o, pH tanah 5,5 – 6,5.


  • Klon Anjuran

  • Andongsari, S Lini 795, Sigarar Utang, Abesinia, USDA 762
    Umur bibit 6 – 8 bulan siap salur ke lapangan


  • Penanaman di Lapangan


    • Jarak tanam 2,5 m x 2,5 m atau 2,5 m x 3 m untuk jenis S Lini 795. 2 X 2,5 untuk Sigararutang atau Andongsari.

    • Lobang Tanam 40 x 40 x 40 cm, lobang dibuat 1 bln sblm tanam, pisahkan tanah lapisan atas dengan bawah.




  • Pemeliharaan Kopi Arabika

    • Lakukan penyiangan 1 x 2 minggu untuk tanaman muda dan 1 x 1 bln untuk tanaman menghasilkan

    • Sisip tanaman yang rusak dan mati

    • Gunakan pupuk organik (kompos,pupuk kandang) dan pupuk buatan (Urea, TSP, KCl atau NPK).




  • Rekomendasi Pemupukan




  • Dosis pemupukan ditentukan oleh umur dan kondisi tanaman, kondisi tanah dan iklim.
    Pelaksanaan pemupukan harus tepat waktu, tepat jenis, tepat dosis dan tepat cara pemberian.
    Pupuk diberikan setahun dua kali yaitu pada awal dan akhir musim hujan.


  • Pemangkasan Tanaman dan Penaung


    • Cabang utama ditopping dengan ketinggian 100-120 cm pada umur tanaman 2 tahun

    • Buang tunas air, cabang menggantung, cabang sakit dan tidak produksi lagi (tua).

    • Dilakukan pembentukan etape I dengan tinggi 120-160 cm, dan etape II dengan tingi 160-200 cm.Pembentukan etape ini dilakukan setelah diameter batang mencapai 3 – 4 cm.




  • HamaPenyakit Tanaman Kopi Arabika

  • *) Penggerek Buah Kopi


    (Conopomorpha sp)



    • Menyerang buah kecil dan muda

    • Hidup dalam buah dan memakan biji

    • HS Hampa atau tinggal bubuk


    Pengendalian



    • Pembersihan sisa-sisa buah yang jatuh di sekitar tanaman kopi

    • PsPSP(Panen Sering, Pemangkasan, Sanitasi, Pe- Mupukan)

    • Membakar/membenam buah yang terserang

    • Rampasan (panen besar untuk memutus siklus)



    *) Karat Daun


    (Gejala serangan)



    • Daun bercak – bercak kuning, nekrosis pada tepi bercak. Serangan lanjut seluruh daun menguning dan gugur

    • Sering menyerang di pembibitan atau pada tanaman muda


    Pengendalian :



    • Kultur Teknis: Mengatur kelembaban melalui pemangkasan.

    • Kimia : Penyemprotan dengan fungsisida


    *) Nematoda


    (Gejala serangan )



    • Daun menguning dan menelungkup ke arah bawah

    • Gejala menguning dimulai dari daun bagian atas


    Pengendalian :



    • Kultur Teknis : Menggunakan pupuk kandang ditabur dipangkal batang

    • Tanaman yang terserang berat dibongkar dan disterilisasi lobang tanamnya.



    Budi Daya Tanaman Kakao


  • Latar Belakang


  • Tanaman Kakao (Theobroma cacao) merupakan komoditi Perkebunan Primadona , hal ini tergambar dari banyaknya permintaan bibit Kakao yang bermutu dari petani/kelompok tani. Hal ini didukung oleh banyak potensi lahan yang cocok secara ekologis untuk tanaman ini disamping harga yang cukup stabil dan baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani/masyarakat pertanian.

    Sesuai dengan sifat tumbuhnya tanaman Kakao memerlukan pelindung maka dapat dikembangkan pada lahan-lahan yang ada tanaman kelapa, karet, lamtoro sekaligus dalam rangka meningkatkan produktifitas lahan usaha tani.

    Dalam usaha tani Kakao membutuhkan teknik budidaya yang baik dan benar agar memperoleh produksi yang optimal, juga memperhatikan kondisi lingkungan dan agroklimat di lokasi pembukaan kebun kakao harus sesuai dengan kebutuhan tanaman kakao


  • Syarat Tumbuh Tanaman Kakao



  • Tanaman kakao baik ditanaman pada daerah dengan ketinggian dari muka laut 0 - 600 meter dpl, Curah Hujan 1250 – 3000 mm, Suhu 25 – 30o C, Kelembaban Udara 70 – 80 %, Kemiringan 0 – 40o, pH tanah 5 – 8.Intensitas penyinaran 70 – 80 %



    Gunakan Bibit Sehat dan Bermutu


    Gambar Bibit kakao siap tanam


  • Klon Anjuran :


  • ICCRI 01, ICCRI 02, DR1, 2 ICS 13, ICS 60
    Umur bibit 5 – 8 bln


  • Penanaman di Lapangan


  • 1. Jarak tanam 2,5 m x 2,5 m atau 3 m x 3 m untuk Kakao. 7 m x 5 m untuk Tanaman naungan

    2. Lobang Tanam 40 x 40 x 40 cm _ 60 x 60 x 60 cm, lobang dibuat 1 bln sblm tanam, pisahkan tanah lapisan atas dengan bawah.




  • Pemeliharaan Tanaman Kakao


  • 1.Lakukan penyiangan 1 x 1 bulan untuk tanaman muda dan 1 x 3 bln untuk tanaman menghasilkan

    2.Sisip tanaman yang rusak dan mati

    3.Gunakan pupuk organik (kompos dan pupuk kandang) dan pupuk buatan (Urea, TSP, KCl atau NPK)


  • Rekomendasi Pemupukan




  • Pemangkasan Tanaman Kakao dan Penaung


  • 1.Cabang utama (Jourget) dipertahankan 3 bh

    2.Buang tunas air, cabang menggantung, cabang sakit dan tidak produksi lagi (tua)

    3.Tinggi tanaman tidak lebih dari 4 m





  • HamaPenyakit Tanaman Kakao


  • *) Penggerek Buah Kakao (PBK)
    (Conopomorpha spp)
    - Menyerang buah kecil dan muda
    - Hidup dalah buah dan memakan daging buah
    - Buah masak lebih awal dan belang-belang jingga
    - Biji hitam dan melekat satu sama lain

    Pengendalian
    - Karantina benih/bibit
    - PsPSP (Panen sering, Pemangkasan, Sanitasi, Pemupukan)
    - Sarungisasi
    - Rampasan (panen besar untuk memutus siklus)





    *) Kepik Pengisap Buah (Helopeltis sp)
    - Menusuk dan mengisap cairan sel
    - Becak cekung warna coklat kehitaman
    - Kulit retak
    - Perkembangan buah tidak normal


    Pengendalian
    - Agen hayati
    - Semut hitam
    - Penyemprotan insektisida

    *) Penyakit Busuk Buah
    (Cendawan Phitopthora Palmivora)
    - Buah menjadi coklat-kehitaman mulai dari ujung buah atau pangkal buah dekat tangkai, ada juga tengah buah
    - Serangan lanjut seluruh buah menjadi hitam



    Pengendalian :
    - Mekanis : Memetik buah yang busuk lalu dikuburkan
    - Kultur Teknis : Mengatur kelembaban melalui pemangkasan.
    - Kimia : Penyemprotan dengan fungsisida.





  • Panen dan Pasca Penen


  • - Panenlah buah yang sudah masak/sudah terjadi perubahan warna50–60%, dari HIJAU KUNING, MERAH JINGGA.
    - Gunakan benda tajam, tangkai buah dipotong dekat bantalan buah, tanpa merusak kulit batang dan buah jangan terluka.

  • Pengolahan Kakao


  • Pemilihan buah kakao masak Pemeraman Buah (5-7)hari Pemecahan Buah Fermentasi (4-6)
    Perendaman (3 jam) dan Pencucian (1/2 bersih) Pengeringan (s/d KA 8%) Sortasi Biji Penyimpanan dan Pengemasan.

    Minyak Goreng Made in Dewe'

    Sunday, October 19, 2008


    Menurunnya harga jual tanda buah segar (tbs) membuat sebgaian pertani kepala sawit frustasi karena tidak sebanding dengan naiknya harga minyak goreng dan sabun. Melalui tulisan ini akan diperkenalkan teknologi sederhana untuk memanfaatkan buah sawit menjadi minyak goreng dan sabun made in dewe. Berikut cara membuatnya...

    1. Rebus brondolan buah sawit dalam dandang hingga matang ( maximal isinya 2/3 dandang).
    2. Setelah matang tumbuk brondolan yang sudah direbus tadi dengan menggunakan lesung (bisa juga diganti dengan segala alat yang bisa untuk menumbuk).
    3. Brondolan yang telah ditumbuk masukan kedalam kain sarung.
    4. Selanjutnya kain tersebut diperas ( dengan memutar kain tersebut saling berlawanan).
    5. Hasil perasan tersebut ditampung dalam wadah botol / gelas.
    6. Endapkan 1 malam / 24 jam.
    7. Cairan yang diendapkan semalam akan terpisah menjadi 2, bagian yang jernih dapat digunakan untuk menggoreng makanan ( jangan lupa bagi-bagi ya...)
    8. Bagian yang mengendap dapat dibuat menjadi sabun. Untuk lebih jelasnya tunggu posting berikutnya.

    Jangan Mau Ditipu Produsen Kopi



    Taukah Anda bagaimana membedakan kopi murni dan kopi yang telah dicampur bahan lain ?

    Dengan semakin mahalnya harga kopi beras, maka produsen berupaya menurunkan cost produksi dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan mencampur bubuk kopi dengan bahan lain seperti jagung atau beras. Berikut tips membedakan kopi asli dan kopi campuran :

    1. Masukan 20 gram (kurang lebih 2 sendok makan penuh) kedalam cangkir porselin dan tanpa gula.
    2. Tuangkan air mendidih kedalam cawan tersebut.
    3. Hirup aroma yang menguap dari cangkir tersebut dengan cara mengipaskan uap kopi ke arah hidung dengan telapak tangan Anda.
    4. Rasakan aromanya, kalau ada campuran jagung akan terhirup aroma jagung bakar, kalau dicampur beras akan terhirup aroma beras direndang.
    5. Kalau anda tidak bisa membedakan baunya, tunggu sampai kopi tidak terlalu panas lagi, kemudian anda seruput cairan kopi tadi lalu ratakan dilidah hingga anda dapat merasakan beda rasanya.
    6. Kalau kedua cara di atas tidak berhasil juga, silahkan konsultasi ke dokter THT.
    Semoga tips ini dapat menyadarkan Anda, bahwa selama ini Anda telah banyak tertipu oleh brand kopi murni...